~Pertemuan tanpa rencana.
Hari itu, tangan Tuhan menciptakan sebuah temu berbalas sapa, bertukar cerita, berujung rasa.
~Merawat 'ingin' yang kian 'yakin'
Saat sebuah 'alasan', sudah tidak lagi menjadi alasan untuk membuat kamu jatuh pada satu hati, semua badaipun takkan berarti.
~ Kami mulai merakit perahu itu
Sedikit demi sedikit kami susun kuat rakitan itu meski sesekali tangan kami terluka ujung meranti tajam, pun sesekali baja perahu enggan tertanam. Kami yakin, meranti itu akan menjadi perahu melaju arah yang kami tuju. Meranti itu kian hari menyatu, kini sudah menjadi perahu
~ Perahu kami rakit akan berlabuh
Yakinlah, semua keluh rintangan akan kalah dengan yakin yang berjuang. Tidak sendikit kerikil yang mencoba menusuk, badai yang membasahi, namun kami percaya semua akan berujung. Akhirnya, perahu kami akan segera berlabuh
Kami mampu melewati bukan karena kami kuat namun saling menguatkan. Kapal itu penuh harapan, kelak akan mengantarkan kami pada indahnya tujuan
"Kita, tidak pernah bisa menerka akan berjodoh dengan siapa, Tangan Tuhan tidak akan pernah salah menempatkan rasa"
Siapa sangka, seseorang yang hanya dikenal nama semasa SMA, akhirnya menjadi orang yang akan ku ajak segalanya.